Sabtu, 06 Desember 2014

DO"A

Di antara doa husnul khatimah yang diajarkan langsung oleh Allah dalam Al-Qur’an adalah doa golongan ulul albab, yaitu firman Allah: رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan rasul) yang menyeru kepada iman (yaitu): “Berimanlah kalian kepada Rabb kalian!”, maka kami pun beriman. Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa besar kami, hapuskanlah dari kami dosa-dosa kecil kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang senantiasa berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran [3]: 193) Doa husnul khatimah lainnya dalam Al-Qur’an adalah doa nabi Yusuf ‘alaihis salam yang sangat baik apabila selalu kita lantunkan: فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ (Ya Allah) Tuhan Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat. Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan golongan orang-orang yang saleh. (QS. Yusuf [12]: 101) Doa husnul khatimah lainnya dalam Al-Qur’an adalah doa para tukang sihir Fir’aun yang bertaubat dan beriman kepada nabi Musa dan Harun ‘alaihimas salam: رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ “Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan beragama Islam (berserah diri kepada-Mu).” (QS. Al-A’raf [7]: 126) Adapun di antara contoh doa husnul khatimah yang diajarkan secara langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam adalah: اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِيمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ. “Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah umur yang terakhirnya, sebaik-baik amalku adalah amal-amal penutupannya dan sebaik-baik hariku adalah hari saat aku menghadap-Mu.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Ausath. Al-Hafizh Nuruddin Al-Haitsami dalam Majmauz Zawaid wa Mambaul Fawaid, 10/158 no. 17267 menshahihkan sanadnya) Wallahu a’lam bish-shawab.

Rabu, 02 April 2014

5 Prinsip Hidup yang Bisa Membuat Anda Selalu Tenang dalam Menjalani Kehidupan

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat. "Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?" Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, "Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai". "Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti" ujar si nenek lagi. Mendengar jawab ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai. "Tapi nek, sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya." Ujar si cucu Si nenek kemudian menjawab, "Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini." "Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini." Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil. Kualitas pertama, pensil mengingatkan kamu kalo kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya. Kualitas kedua, dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik. Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar. Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu. Kualitas kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda atau goresan. Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan.

Inspiratif - Kisah Dua Tukang Sol Sepatu

.Mang Udin, adalah seorang penjual jasa perbaikan sepatu yang biasa disebut tukang sol. Setiap pagi dia melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap nanti sore hari, mang Udin membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil. Perut mulai keroncongan. Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya. Mau beli makan, uangnya tidak cukup. Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah. Perutnya sendiri tidak dia hiraukan. Di tengah keputusasaan, dia berjumpa dengan seorang tukan sol lainnya. Wajahnya cukup berseri. “Pasti, si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.” pikir mang Udin. Mereka berpapasan dan saling menyapa. Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap. “Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan. “Alhamdulillah. Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh. “Saya baru satu bang, itu pun cuma benerin jahitan.” kata mang Udin memelas. “Alhamdulillah, itu harus disyukuri.” “Mau disyukuri gimana, nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal. “Justru dengan bersyukur, nikmat kita akan ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum. “Emang begitu bang?” tanya mang Udin, yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur. “Insya Allah. Mari kita ke Masjid dulu, sebentar lagi adzan dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkat pikulannya. Mang udin sedikit kikuk, karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat. “Ayolah, kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barakah.” Akhirnya, mang Udin mengikuti bang Soleh menuju sebuah masjid terdekat. Bang Soleh begitu hapal tata letak masjid, sepertinya sering ke masjid tersebut. Setelah shalat, bang Soleh mengajak mang Udin ke warung nasi untuk makan siang. Tentu saja mang Udin bingung, sebab dia tidak punya uang. Bang Soleh mengerti, “Ayolah, kita makan dulu. Saya yang traktir.” Akhirnya mang Udin ikut makan di warung Tegal terdekat. Setelah makan, mang Udin berkata, “Saya tidak enak nich. Nanti uang untuk dapur abang berkurang dipakai traktir saya.” “Tenang saja, Allah akan menggantinya. Bahkan lebih besar dan barakah.” kata bang Soleh tetap tersenyum. “Abang yakin?” “Insya Allah.” jawab bang soleh meyakinkan. “Kalau begitu, saya mau shalat lagi, bersyukur, dan mau memberi kepada orang lain.” kata mang Udin penuh harap. “Insya Allah. Allah akan menolong kita.” Kata bang Soleh sambil bersalaman dan mengucapkan salam untuk berpisah. Keesokan harinya, mereka bertemu di tempat yang sama. Bang Soleh mendahului menyapa. “Apa kabar mang Udin?” “Alhamdulillah, baik. Oh ya, saya sudah mengikuti saran Abang, tapi mengapa koq penghasilan saya malah turun? Hari ini, satu pun pekerjaan belum saya dapat.” kata mang Udin setengah menyalahkan. Bang Soleh hanya tersenyum. Kemudian berkata, “Masih ada hal yang perlu mang Udin lakukan untuk mendapat rezeki barakah.” “Oh ya, apa itu?” tanya mang Udin penasaran. “Tawakal, ikhlas, dan sabar.” kata bang Soleh sambil kemudian mengajak ke Masjid dan mentraktir makan siang lagi. Keesokan harinya, mereka bertemu lagi, tetapi di tempat yang berbeda. Mang Udin yang berhari-hari ini sepi order berkata setengah menyalahkan lagi, “Wah, saya makin parah. Kemarin nggak dapat order, sekarang juga belum. Apa saran abang tidak cocok untuk saya?” “Bukan tidak, cocok. Mungkin keyakinan mang Udin belum kuat atas pertolongan Allah. Coba renungkan, sejauh mana mang Udin yakin bahwa Allah akan menolong kita?” jelas bang Soleh sambil tetap tersenyum. Mang Udin cukup tersentak mendengar penjelasan tersebut. Dia mengakui bahwa hatinya sedikit ragu. Dia “hanya” coba-coba menjalankan apa yang dikatakan oleh bang Soleh. “Bagaimana supaya yakin bang?” kata mang Udin sedikit pelan hampir terdengar. Rupanya, bang Soleh sudah menebak, kemana arah pembicaraan. “Saya mau bertanya, apakah kita janjian untuk bertemu hari ini, disini?” tanya bang Soleh. “Tidak.” “Tapi kenyataanya kita bertemu, bahkan 3 hari berturut. Mang Udin dapat rezeki bisa makan bersama saya. Jika bukan Allah yang mengatur, siapa lagi?” lanjut bang Soleh. Mang Udin terlihat berpikir dalam. Bang Soleh melanjutkan, “Mungkin, sudah banyak petunjuk dari Allah, hanya saja kita jarang atau kurang memperhatikan petunjuk tersebut. Kita tidak menyangka Allah akan menolong kita, karena kita sebenarnya tidak berharap. Kita tidak berharap, karena kita tidak yakin.” Mang Udin manggut-manggut. Sepertinya mulai paham. Kemudian mulai tersenyum. “OK dech, saya paham. Selama ini saya akui saya memang ragu. Sekarang saya yakin. Allah sebenarnya sudah membimbing saya, saya sendiri yang tidak melihat dan tidak mensyukurinya. Terima kasih abang.” kata mang Udin, matanya terlihat berkaca-kaca. “Berterima kasihlah kepada Allah. Sebentar lagi dzuhur, kita ke Masjid yuk. Kita mohon ampun dan bersyukur kepada Allah.” Mereka pun mengangkat pikulan dan mulai berjalan menuju masjid terdekat sambil diiringi rasa optimist bahwa hidup akan lebih baik

Manusia bertanya, dan Al-Qur'an menjawab untuk menerangi hati kita yang sedang galau

Tidak jarang dari kita selalu dikelilingi dengan ujian dan cobaan dalam hidup, dan terkadang ujian hidup membuat seseorang merasa bersedih dan putus asa. Putus asa dalam Islam adalah dosa. Coba buka wawasan dan simak kata-kata yang dirangkum dari Al-Qur'an berikut ini, dan jadikanlah untuk penguat dan penerang hati disaat sedang bersedih atau galau. Manusia bertanya, kenapa aku diberi ujian seberat ini? Al-Qur'an menjawab, Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al-Baqarah: 286) Manusia bertanya, bolehkah aku frustasi? Al-Qur'an menjawab, janganlah kamu bersifat lemah dan jangan pula kamu bersedih hati padahal kamulah orang orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang orang yang beriman. (QS. Ali Imran: 139) Manusia bertanya, bolehkan aku berputus asa? Al Qur'an menjawab, dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir. (QS. Yusuf: 87) Manusia bertanya, bagaimana cara menghadapi ujian hidup? Al-Qur'an menjawab, hai orang orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersifat siaga (diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (QS. Ali Imran: 200) Jadilah sabar dan shalat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang orang yang khusyu. (QS. Al-Baqarah: 45) Manusia bertanya, bagaimana menguatkan hatiku? Al-Qur'an menjawab, cukuplah Allah bagiku, tiada Tuhan selain Dia, hanya kepadaNya aku bertawakal. (QS. At-Taubah: 129) Manusia bertanya, apa yang ku dapat dari semua ujian itu? Al-Qur'an menjawab, sesungguhnya Allah telah membeli dari orang orang mukmin diri dan harta mereka dengan surganya. (QS. At-Taubah: 111) Manusia bertanya, kenapa aku diuji? Al-Qur'an menjawab, apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan kami telah beriman,sedang mereka tidak diuji lagi. (QS. Al-Ankabut: 2) "Dan sesungguhnya kami telah menguji orang orang sebelum mereka maka sesungguhnya Allah mengetahui orang orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang orang yang dusta. (QS. Al-Ankabut: 3) Manusia bertanya, kenapa aku tidak diuji dalam hal baik-baik? Al-Qur'an menjawab, boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal amat buruk bagimu (Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui). (QS. Baqarah: 216) Dan masih banyak lagi kandungan (surat-surat atau ayat-ayat Al-Qur'an) yang dapat menerangi hati kita yang sedang bersedih.

Sebotol racun untuk semangat hidup

Seorang pria mendatangi seorang Sufi yang diseganinya, “Sufi, saya bosan hidup. Rumah tangga berantakan. Usaha kacau. Saya ingin mati saja.” Sang Sufi tersenyum, “Oh, kamu pasti sedang sakit, dan penyakitmu pasti bisa sembuh.” “Tidak Sufi, tidak. Saya sudah tidak ingin hidup lagi, saya ingin mengakhiri hidup saya ini saja,” tolak pria itu. “Baiklah kalau memang itu keinginanmu. Ambil racun ini. Minumlah setengah botol malam ini, sisanya besok sore jam 6. Jam 8 malamnya engkau akan mati dengan tenang.” Pria itu bingung. Pikirnya setiap Sufi yang ia pernah datangi selalu memberikannya semangat hidup. Tapi yg ini sebaliknya dan justru menawarkan racun. Sesampainya di rumah, ia minum setengah botol racun yang diberikan Sufi tadi. Ia memutuskan makan malam dengan keluarga di restoran mahal dan memesan makanan favoritnya yang sudah lama tidak pernah ia lakukan. Untuk meninggalkan kenangan manis, ia pun bersenda gurau dengan riang bersama keluarga yang diajaknya. Sebelum tidur pun, ia mencium istrinya dan berbisik, “Sayang, aku mencintaimu.” Besok paginya dia bangun tidur, membuka jendela kamar dan melihat pemandangan di luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk jalan pagi. Pulang ke rumah, istrinya masih tidur. Ia pun membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, dan satunya untuk istrinya. Istrinya yang merasa aneh, kemudian terheran-heran dan bertanya, “Sayang, apa yg terjadi? Selama ini, mungkin aku ada salah ya. Maafkan aku ya sayang?” Kemudian dirinya mengunjungi ke kantornya, ia menyapa setiap orang. Stafnya pun sampai bingung, “Hari ini, Boss kita kok aneh ya?” Ia menjadi lebih toleran, apresiatif terhadap pendapat yang berbeda. Ia seperti mulai menikmatinya. Pulang sampai rumah jam 5 sore, ternyata istrinya telah menungguinya. Sang istri menciumnya, “Sayang, sekali lagi mohon maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkanmu.” Demikian halnya dengan anak-anaknya yang berani bermanjaan kembali padanya. Tiba-tiba, ia merasa hidup begitu indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan racun yang terlanjur sudah ia minum? Bergegas ia mendatangi sang Sufi, dan bertanya cemas mengenai racun yang telah sebelumnya ia minum kemarin. Sang Sufi dengan enteng mengatakan, “Buang saja botol itu. Isinya hanyalah air biasa kok. Dan saya bersyukur bahwa ternyata kau sudah sembuh.” “Bila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan ini. Maka leburkan “belenggu egomu”. Satu kata untukmu, “Bersyukurlah”. Karena itulah rahasia kehidupan sesungguhnya. Itulah kunci kebahagiaan, dan jalan menuju ketenangan”.

Kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah orang biasa menjadi orang luar biasa

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. “Anakku,” kata sang ibu sambil bercucuran air mata, “Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu.” Si ibu terdiam, sejenak, “Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat”, kata ibunya dengan sendu dan lembut. Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara, air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan. Cerita di atas adalah sebuah paradigma yang menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan “kerang biasa” menjadi “kerang luar biasa”. Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah “orang biasa” menjadi “orang luar biasa”. Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki: menjadi `kerang biasa’ yang disantap orang, atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara’. Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja’. Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka. Cobalah untuk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan katakan dalam hatimu “Air mata ku diperhitungkan Tuhan dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara!

Senin, 31 Maret 2014

motivasi islami

"Andalah yang harus mandiri, Anda yang bertanggung jawab untuk diri sendiri. Anda bukan korban, Anda hanya berpikir sebagai korban untuk menutupi kelemahan Anda." — Rahmat, motivasi-islami.com "Tidak usah risau dengan berbagai kekurangan Anda. Fokuskan pada kelebihan Anda, kemudian tingkatkan lagi sehingga Anda sangat mahir pada bidang itu. Memiliki satu keahlian strategis, bisa menjadi Anda seorang yang sukses baik dalam bidang karir, bisnis, maupun profesional. Zaman sekarang, zamannya spesialis." — Rahmat, motivasi-islami.com "Masalah utama yang menyebabkan kita suka menunda-nunda adalah lemahnya dalam memutuskan prioritas. Pekerjaan kita banyak, maka kita harus memiliki prioritas, sehingga ada pekerjaan yang jelas harus kita lakukan. Saat tidak ada prioritas, maka semua akan mengambang, semua akan tertunda, sebab pikiran kita bingung." — Rahmat, motivasi-islami.com "Kombinasi keyakinan dan penyerahan diri kepada Allah adalah obat mujarab dari putus asa. Nggak mungkin, orang yang yakin dan tawakal akan putus asa." — Rahmat, motivasi-islami.com "Percaya diri bukan sekedar dianggap hebat, namun memang sudah hebat sejak lahir. Hanya saja persepsi diri kita yang menghalangi kehebatan kita masing-masing." — Rahmat, motivasi-islami.com "“Jika sore tiba, janganlah tunggu waktu pagi, jika pagi tiba, janganlah tunggu waktu sore. Manfaatkan masa sehatmu sebelum tiba masa sakitmu dan manfaatkan masa hidupmu sebelum tiba ajalmu.”" — Ibnu Umar, Putra Umar bin Khattab "Orang yang reaktif seolah orang yang hanyut tidak berdaya di derasnya sungai, dia bergerak sesuai dengan arahnya aliran sungai dan terombang-ambing. Sementara orang yang proaktif seperti orang yang memiliki perahu atau speedboat yang kuat sehingga dia bisa bergerak kemana saja sesuai yang dia kehendaki tidak peduli kemana aliran sungai yang mengalir." — Rahmat, facebook.com/motivasi.islami "Hanya orang bodoh yang membuang emas gara-gara tidak murni lagi. Emas itu tetap berharga meski kemurniannya 99%, bahkan 50%, bahkan hanya butiran emas pada tumpukan pasir. Nila setitik, rusak susu sebelanga, tidak berlaku pada semua hal. Artinya jangan membuang peluang berharga atau peluang kebaikan hanya karena ada masalah atau kekurangan." — Rahmat, facebook.com/motivasi.islami "Saat ujian terus menempa Saat seolah tidak ada yang mendukung Saat seolah tidak ada yang membantu itu mungkin teguran dari Allah, agar kita sadar, bahwa hanya Allah tempat bergantung agar kita ingat, hanya kepada Allah kita mohon pertolongan Mohonlah pertolongan dengan shabar dan shalat" — Rahmat, facebook.com/motivasi.islami "Hati-hati … Merasa sudah membaca, padahal belum Merasa sudah berpikir, padahal belum Tahukah Anda, bahwa fenomena ini terjadi justru di zaman informasi seperti saat ini. Manusia lebih emosional, ketimbang logis. Munculah konsep Marketing in Venus. Saya tidak menuduh Anda seperti itu, namun ada baiknya kita meningkatkan kualitas diri, yaitu: Lebih sabar dalam membaca, sehingga benar-benar paham. Lebih jernih dalam berpikir, dengan logika dan ilmu yg memadai. Saat Anda menguasai ini, percayalah Anda akan menjadi pribadi yang unggul." — Rahmat, facebook.com/motivasi.islami "Jika Anda menemukan jalan buntu, maka carilah jalan yang lain. Percayalah, jalan itu ada. Jika ada satu batasan menghalangi Anda, jangan terhenti karena satu penghalang sebab pintu menuju solusi dan tujuan itu masih banyak. Tetap semangat sahabat …" — Rahmat, facebook.com/motivasi.islami "Yang terpenting bukan masalah apa yang menimpa kita, yang terpenting adalah bagaimana cara menghadapi masalah itu dengan benar." — Rahmat, facebook.com/motivasi.islami "Orang berpikiran besar, tidak akan terganggu atau terhentikan oleh masalah-masalah kecil." — Rahmat, facebook.com/motivasi.islami "Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla." — (HR. Ahmad), Hadist "“Apabila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya, niscaya terputuslah rezeki daripadanya." — (HR. Al-Hakim dan ad-Dailami), Hadist "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." — (QS.2:277), Al Quran "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan." — (QS.2:245), Al Quran "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." — (QS.2:216), Al Quran "Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas." — (QS.2:212), Al Quran "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’," — (QS.2:45), Al Quran [qu dapat copas dari blog tetangga]

Sabtu, 22 Maret 2014

SELEMBAR BULU MATA

Diceritakan di Hari Pembalasan kelak, ada seorang hamba Allah sedang diadili. Ia dituduh bersalah, mensia-siakan umurnya di dunia untuk berbuat maksiat. Tetapi ia berkeras membantah. "Tidak. Demi langit dan bumi sungguh tidak benar. Saya tidak melakukan semua itu." "Tetapi saksi-saksi mengatakan engkau betul-betul telah menjerumuskan dirimu sendiri ke dalam dosa," jawab malaikat. Orang itu menoleh ke kiri dan ke kanan, lalu ke segenap penjuru. Tetapi anehnya, ia tidak menjumpai seorang saksi pun yang sedang berdiri. Di situ hanya ada dia sendirian. Makanya ia pun menyanggah, "Manakah saksi-saksi yang kau maksudkan? Disini tidak ada siapa kecuali aku dan suaramu." "Inilah saksi-saksi itu," ujar malaikat. Tiba-tiba mata angkat bicara, "Saya yang memandangi." Disusuli oleh telinga, "Saya yang mendengarkan. " Hidung pun tidak ketinggalan, "Saya yang mencium." Bibir mengaku, "Saya yang merayu." Lidah menambah, "Saya yang mengisap." Tangan meneruskan, "Saya yang meraba dan meramas." Kaki menyusul, "Saya yang dipakai lari ketika ketahuan." "Nah kalau kubiarkan, seluruh anggota tubuhmu akan memberikan kesaksian tentang perbuatan aibmu itu", ucap malaikat. Orang tersebut tidak dapat membuka sanggahannya lagi. Ia putus asa dan amat berduka, sebab sebentar lagi bakal dimasukkan ke dalam jahanam. Padahal rasa-rasanya ia telah terbebas dari tuduhan dosa itu. Tatkala ia sedang dilanda kesedihan itu, sekonyong-konyong terdengar suara yg amat lembut dari selembar bulu matanya: "Saya pun ingin juga mengangkat sumpah sebagai saksi." "Silakan", kata malaikat. "Terus terang saja, menjelang ajalnya, pada suatu tengah malam yg lengang, aku pernah dibasahinya dengan air mata ketika ia sedang menangis menyesali perbuatan buruknya. Bukankah nabinya pernah berjanji, bahawa apabila ada seorang hamba kemudian bertaubat, walaupun selembar bulu matanya saja yang terbasahi air matanya, namun sudah diharamkan dirinya dari ancaman api neraka? Maka saya, selembar bulu matanya, berani tampil sebagai saksi bahawa ia telah melakukan taubat sampai membasahi saya dengan air mata penyesalan." Dengan kesaksian selembar bulu mata itu, orang tersebut di bebaskan dari neraka dan dihantarkan ke syurga. Sampai terdengar suara bergaung kepada para penghuni syurga: "Lihatlah, Hamba Tuhan ini masuk syurga karena pertolongan selembar bulu mata." Semoga yang pendek ini bermanfaat bagi kita...Amin

Selasa, 18 Maret 2014

kata mutiara

jika suwatu amal tidak dilandasi keikhlasan maka tidak akan tambah kecuali kegelapan dalam hati, barang siyapa yang berserah diri pada allah maka allah akan memihak kepadanya,.

NASIHAT SALAFUSH SHALIH UNTUK DIRIKU & UNTUKMU PARA SAHABATKU.

Dari Kinanah bin Jibillah As-Sullami, diriwayatkan bahwa ia berkata, "Apabila engkau melihat orang yang lebih tua umurnya darimu, katakanlah (kepada dirimu) : "Orang ini sudah mendahuluiku dalam beriman dan beramal shalih, ia tentu lebih baik dariku." Apabila engkau melihat orang yang lebih muda umurnya darimu, katakanlah (kepada dirimu) : "Aku telah mendahuluinya berbuat dosa dan kemaksiatan, ia tentu lebih baik dariku." Apabila engkau melihat sahabat-sahabatmu menghormati dan memuliakanmu, katakanlah (kepada dirimu) : "Ini adalah keutamaan yang akan diperhitungkan nanti." Kalau engkau melihat mereka kurang menghormatimu, katakanlah (kepada dirimu) : "Ini adalah akibat dosa yang kuperbuat sendiri."

Senin, 03 Maret 2014

fadhilat hauqalah "LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAH"

Fadhilat Hauqalah "La Hawla Wala Quwwata Illa Billa Rasulullah SAW bersabda : “Siapa yang mengucapkan La Haula Wala Quwwata illa billahi, maka ia akan menjadi ubat kepada 99 penyakit. Yang paling ringan adalah kebimbangan”. (Hadis Riwayat Tabrani) Hadis ini adalah riwayat at-Tabarani dalam al-Awsath dan al-Hakim yang berbunyi: “Man Qala La Haula wala Quwwata Illa Billahi Kana dawa’an min tis’atin wa tis’iina da’in, aisaruha al-Hammu” dan maksudnya adalah seperti di atas. Intipati hadis tersebut adalah umat Islam digalakkan untuk tabah dan berusaha merawat penyakit asalkan mengikut peraturan agama. Penyakit yang dimaksudkan itu ada terkandung dalam beberapa ayat al-Quran dan hadis Rasulullah SAW. Daripada Anas, bahawa Rasulullah SAW berdoa dengan doa: “Allahumma innii ‘auuzhu bika minal barashi wal junuuni wal-juzaami wa sayyi’il asqaam (yang bermaksud: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit sopak, gila, penyakit kusta dan penyakit-penyakit yang berat).” (Hadis Riwayat Abu Daud) Begitu juga hadis riwayat Abu Daud menyebut bahawa Rasulullah SAW berdoa: “Allahuamma Inni a’uuzu bika minal hammi wal hazan, wa ‘auuzhubika minal ‘ajzhi wal kasal, wa’auuzhu bika minal Jubni wal-Bukhl, wa’uuzhubika min ghalabatid daini wa qahrir rijaal (yang bermaksud: “Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu daripada penyakit gelisah dan dukacita, aku berlindung kepada-Mu daripada penyakit lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu daripada pengecut dan bakhil dan aku berlindung kepada-Mu daripada timbunan hutang dan penindasan orang.” Apa yang penting pada hadis berkenaan ialah untuk menyatakan kelebihan dan manfaat besar kepada orang yang banyak menyebut ‘La Haula Wala Quwwata Illa Billah’. Maksudnya tiada daya dan kekuatan (untuk menolak sesuatu kemudaratan dan mendatangkan suatu yang manfaat) selain Allah SWT. Ucapan itu dinamakan Hauqalah. Apabila kita ditimpa sesuatu yang kita tidak sukai, banyakkan menyebut hauqalah. Imam a-Nawawi berkata: “La haula wa la quwwata illa billah”, itulah kalimah yang digunakan untuk menyerah diri dan menyatakan bahawa kita tidak mempunyai hak untuk memiliki sesuatu urusan. Ia kalimah yang menyatakan bahawa seseorang hamba tiada mempunyai daya upaya untuk menolak sesuatu kejahatan (kemudaratan) dan tiada mempunyai daya kekuatan untuk mendatangkan kebaikan kepada dirinya melainkan dengan kudrat iradat Allah SWT juga. Dalam sebuah hadis menyebut daripada Abu Zar, beliau berkata: “Aku berjalan di belakang Rasulullah SAW, lalu Baginda berkata kepadaku: “Wahai Abu Zar, mahukah aku tunjukkan kepada kamu satu perbendaharaan daripada beberapa perbendaharaan syurga? Aku berkata: Mahu ya Rasulullah. Baginda bersabda: “La Haula wala Quwwata illa billah.” Begitu juga hadis daripada Abu Musa, beliau berkata: “Rasulullah SAW bersabda kepadaku: “Mahukah aku tunjukkan salah satu perbendaharaan dari perbendaharaan syurga? Saya menjawab: “Mahu ya Rasulullah. Kemudian Baginda bersabda: La haula wala quwwata illa billah.” Daripada Ibnu Mas’ud beliau berkata: “Rasulullah SAW bersabda: Wahai Muaz, adakah kamu tahu tafsir (maksud) La haula wala quwwata illa billah? Muaz menjawab: Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui. Rasulullah SAW bersabda: La haula (tiada daya) dari menghindari maksiat kepada Allah melainkan dengan kekuatan Allah, wala quwwata (tiada kekuatan) atas mentaati Allah melainkan dengan pertolongan Allah SWT. Kemudian Rasulullah SAW menepuk bahu Muaz dan Baginda bersabda: “Demikianlah yang diberitahu oleh kekasihku Jibril daripada Tuhan.” Sebenarnya apabila kita banyak menyebut Allah SWT atau berzikir mengingati-Nya sebanyak-banyaknya, ia mampu menjadi penyembuh, tetapi sekiranya kita banyak ingat kepada manusia ia boleh menjadi penyakit.
Doa Nabi Nabi Dalam Al-Quran Doa Nabi Adam AS رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ “ Ya Tuhan Kami, Kami telah menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (Surah Al A’raaf :23) Doa Nabi Nuh AS رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ “ Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat)nya. dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, nescaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.” (Surah Hud :47) Doa Nabi Hud AS إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ ۚ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا ۚ إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ ” Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (Surah Hud :56) Doa nabi Ibrahim AS رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ Wahai Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orng yang tetap mendirikan sholat. Wahai Tuhan kami, kabulkanlah doaku. Wahai tuhan Kami, berilah keampunan kepadaku dan dua ibu bapaku dan sekalian orang orang mukmin pada hari berlangsungnya hisab(nanti).” (Surah Ibrahim :40-41) Doa Nabi Yusuf AS رَبِّ قَدْ آتَيْتَنِي مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ ۚ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ” Wahai Tuhanku! Sesungguhnya Engkau telah mengurniakan daku sebahagian dari kekuasaan (pemerintahan) dan mengajarku sebahagian dari ilmu tafsiran mimpi. Wahai Tuhan yang menciptakan langit dan bumi Engkau Penguasa dan Pelindungku di dunia dan di akhirat; sempurnakanlah ajalku (ketika mati) dalam keadaan Islam, dan hubungkanlah daku dengan orang-orang yang soleh.” ( Surah Yusuf : 101 ) Doa Nabi Ayub AS أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ “ Wahai Tuhanku,sesunguhnya aku telah di timpa penyakit dan Engkau Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (Surah Al-Anbiyaa’:83) Doa nabi Yunus AS لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ “ "Bahwasanya tiada Tuhan yang patut di sembah melainkan hanya Engkau,Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." (Surah Al-Anbiya’: 87) Doa Nabi Musa AS رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي Nabi Musa berdoa dengan berkata: “Wahai Tuhanku, lapangkanlah bagiku, dadaku; “Dan mudahkanlah bagiku, tugasku; “Dan lepaskanlah simpulan dari lidahku, “Supaya mereka faham perkataanku; ( Surah Taha : 25 -27 ) Doa nabi Sulaiman AS رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ “ Wahai Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatmu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal sholeh yang Engkau redhai dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang soleh.” ( Surah,An-Namlu : 19 ) Doa Nabi Zakaria AS رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ ۖ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا Dia merayu dengan berkata: Wahai Tuhanku! Sesungguhnya telah lemahlah tulang -tulangku, dan telah putih melepaklah uban kepalaku; dan aku – wahai Tuhanku – tidak pernah merasa hampa dengan doa permohonanku kepadaMu. Dan sesungguhnya aku merasa bimbang akan kecuaian kaum kerabatku menyempurnakan tugas-tugas ugama sepeninggalanku; dan isteriku pula adalah seorang yang mandul; oleh itu, kurniakanlah daku dari sisiMu seorang anak lelaki. Yang layak mewarisi daku, juga mewarisi keluarga Nabi Yaakub; dan jadikanlah dia – wahai Tuhanku seorang yang diredhai serta disukai”. ( Surah Maryam : 4-6 ) Doa Nabi Isa AS اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِأَوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِنْكَ ۖ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ Nabi Isa ibni Maryam (pun berdoalah ke hadrat Allah dengan) berkata: Ya Allah, Tuhan kami! Turunkanlah kiranya kepada kami satu hidangan dari langit, untuk menjadi hari raya bagi kami, iaitu bagi kami yang ada hari ini dan bagi orang-orang kami yang datang kemudian, dan sebagai satu tanda (mukjizat) daripadamu (yang menunjukkan kebesaran dan kekuasaanMu); dan kurniakanlah rezeki kepada kami, kerana Engkau jualah sebaik-baik Pemberi rezeki”. ( Surah al-Maidah : 114 ) Doa Nabi Muhammad s.a.w رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ "Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau mengirakan kami salah jika kami lupa atau kami tersalah. Wahai Tuhan kami ! Janganlah Engkau bebankan kepada kami bebanan yang berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak terdaya memikulnya. Dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami, dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yang kafir.” ( Surah al-Baqarah : 286 ) Read more: http://www.ahmad-sanusi-husain.com/2014/01/doa-nabi-nabi-dalam-al-quran.html#ixzz2uuxZ4j3W

Sabtu, 01 Maret 2014

JANGAN TERJADI WANITA YANG KITA CINTAI DILAKNAT PARA MALAIKAT.

JANGAN TERJADI WANITA YANG KITA CINTAI DILAKNAT PARA MALAIKAT. Dikit2 ngambek... Pindah ke kamar anak Dikit2 ngambek.. Kepakin baju ke rumah ortu giliran di bujuk malah melunjak.. Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu: Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Apabila seorang istri bermalam meninggalkan atau menjauhi tempat tidur suaminya maka malaikat akan melaknatinya sampai pagi. (Shahih Muslim No.2594) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِذَا دَعَى الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَلَمْ تَأْتِهِ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا الْمَلَائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ “Apabila seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya, namun si istri tidak mendatangi suaminya, lalu si suami bermalam dalam keadaan marah kepadanya, niscaya para malaikat akan melaknat si istri sampai pagi hari.” (HR. al-Bukhari no. 5193 dan Muslim no. 3526) 2 hadits di atas adalah peringatan buat istri sekaligus buat suami.. Kenapa dengan suami?? Nah Seorang suami yg mencintai istrinya kudu gimana agar kejadian di atas tdk terjadi.. Pintar2lah mencintai istri, jgn sampai mereka yang kita cintai di laknat Malaikat sampai pagi.. Paham maksudnya?? Wassalam _________________ Insya Allah bisa bermanfa'at
AKU TAK BERPIKIR KAU MENYUKAIKU ATAU TIDAK. AKU TAK BERPIKIR KAU AKAN MENCINTAIKU ATAU TIDAK. DAN AKU JUGA TIDAK BERPIKIR KAU AKAN MENYAYANGIKU ATAU TIDAK. akau hanya berpikir... Apakah aku bsa menjadi seorang perantara yang mampu mendekakanmu pada-Nya..? Ya ALLAH.. Lindungi hati ini..dari cinta nafsu. Ya ALLAH.. Lindungi hati ini dari cinta semu. Ya ALLAH.. Lindungi ati ini dari maksiat kepada-Mu. Ya ALLAH.. aku tahu cinta -Mu begitu besar kapadaku, aku takut Engkau cemburu, ketika ada ''SESUATU'' yang membuatku berpaling dari cinta-MU. Aamiin

BERKAT SHALAWAT WAJAH HITAM MENJADI PUTIH BERCAHAYA

"BERKAT SHALAWAT WAJAH HITAM MENJADI PUTIH BERCAHAYA" ... Diceritakan bahwasanya Ulama besar Sufyan Ats-Tsauri sedang mengerjakan Thawaf mengelilingi Ka'bah dan melihat seseorang yang setiap kali mengangkat kaki dan menurunkannya senantiasa membaca shalawat atas nabi. Sufyan Ats-Tsauri bertanya : "Sesungguhnya engkau telah minggalkan bacaan Tasbih (subhanallah) dan Tahlil (la ilaha illallah), sedang engkau hanya melakukan Shalawat atas Nabi. Apakah ada alasan yang khusus bagimu untuk mengamalkannya?" Lalu orang itu menjawab : "Siapakah engkau? Semoga Allah SWT mengampunimu." Sufyan Ats-Tsauri menjawab : "Saya adalah Sufyan Ats-Tsauri." Orang itu berkata : "Seandainya kamu bukanlah orang yang istimewa di zamanmu ini niscaya saya tidak akan memberitahukan masalah ini dan menunjukkan rahasiaku ini." Kemudian orang itu berkata kepada Sufyan Ats-Tsauri : "sewaktu saya mengerjakan Haji bersama ayahku. Dan ketika berada di dekat kepalanya ayahku meninggal dan wajahnya tampak hitam kelam. Lalu saya mengucapkan "Innalillah wainna ilaihi raji'un" dan saya menutup wajah ayahku dengan kain. Kemudian saya tertidur dan bermimpi dimana saya melihat ada orang yang sangat tampan, sangat bersih dan mengusap wajah ayahku, lalu wajah ayahku itu langsung berubah menjadi putih. Saat orang yang tampan itu akan pergi, lantas saya pegang pakaiannya sambil bertanya : "Wahai hamba Allah siapakah engkau? Bagaimana bisa karena Anda, Allah menjadikan wajah ayahku itu langsung berubah menjadi putih di tempat yang istimewa ini?" Orang itu menjawab : "Apakah kamu tidak mengenal aku? Aku adalah Muhammad bin Abdullah yang membawa Al-Qur'an. Sesungguhnya ayahmu itu termasuk orang yang melampaui batas (banyak berbuat dosa). Akan tetapi ia banyak membaca shalawat atasku. Ketika ia berada dalam suasana yang demikian, ia meminta pertolongan kepadaku maka akupun memberi pertolongan kepadanya. Karena aku suka memberi pertolongan kepada orang yang banyak memperbanyak shalawat atasku." Setelah itu saya terbangun dari tidur dan saya lihat wajah ayahku berubah menjadi putih." (Lihat Kitab : Tanbihun Ghofilin, As-Samarqhondi,Hal. 261) SubhanAllah. Allahumma shalli wasallim 'ala sayyidina Muhammad. Wa'ala alihi washahbihi ajma'in. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa bershalawat atas Nabi kita Muhammad SAW sehingga kelak akan mendapat syafaat dari Nabi. Amin Ya Rabbal 'Alamin. ================= Insya Allah bisa bermanfa'at

AKAN KUCARI NAMAMU DALAM SAJADAH SEPERTIGA MALAMKU

AKAN KUCARI NAMAMU DALAM SAJADAH SEPERTIGA MALAMKU Cinta dalam diamku, Haruskah kau tahu jika aku mencintaimu.. KURASA TIDAK.. Kerana cinta itu tak bisa terungkap agar bisa terlihat.. Ianya hanya bisa dirasa dalam hati. Bukan aku tak berani mengurai.. Tapi aku takut salah dalam menempatkannya. Kerana apa yang menurutku baik, Belum tentu baik menurut_Nya.. Aku ingin yang terbaik untuk Robbku.. Sebenarnya.. Acuhku bukan berarti mengabaikanmu.. Diamku bukan berarti tak mengingatmu.. Kerana aku pun insan biasa. Ada perasaan.... Ada keinginan Ada harapan.. Namun aku merasa diri belum pantas untuk itu.. Biar rasa ini tercipta,, Kusimpan disudut hati,, Hanya ALLAH saja yang tahu. Kuterbangkan sayap angan keangkasa. Agar nafsu tak menyeretku inginkan cinta. Akan kucari namamu disepertiga malamku.. Aku harap kaulah yang tertulis di Lauhul Mahfudz untukku.. Jikapun bukan.. Tak mengapa aku percaya takdir_Nya adalah yang Terbaik..Aamiin.. Sumber : IndoHijabers

Rabu, 12 Februari 2014

Hukum Sholat Qodho

Dari bermacam-macam sholat, kita pasti tidak asing dengan yang namanya sholat qodho, sebagai mukaddimah, ini saya nukilkan pembahasan sholat qodho dari aljawad.tripod.com Shalat qodho hukumnya wajib sebagaimana wajibnya melakukan sholat ada’. Shalat qodho ialah : Melakukan shalat di luar waktu yang telah ditentukan, untuk menggantikan shalat wajib harian yang tertinggal. Shalat ada’ ialah : Melakukan shalat wajib harian tepat menurut waktu yang telah ditentukan. Pengertian qodho hanya berlaku bagi shalat-shalat harian (5 waktu). Sedang untuk shalat wajib lainnya, seperti shalat Jum’at, Ied (hari raya, baik ghodir, fitri dan adhha), Ayat dan sebagainya, tidak ada kewajiban untuk meng-qodhonya saat tertinggalkan, kecuali untuk gerhana matahari dan gerhana bulan yang total, walaupun diharuskan untuk melakukannya di luar waktu (qodho gerhana yang total), saat melakukannya tidak diharuskan dengan niat qodho, cukup dengan niat melakukan shalat. Kewajiban qodho ini dibebankan pada setiap orang, baik dengan sengaja dia meninggalkan shalat atau tidak, dia mengerti hukum keharusannya atau tidak, dalam keadaan tidur atau terbangun, bepergian atau di rumah, dan lain sebagainya. Sebagaimana bunyi dalil berikut : Imam Bagir a.s. ditanya tentang seseorang melakukan shalat dalam keadaan hadas (belum bersuci), atau shalat yang terlewatkan olehnya karena lupa atau tertidur dan belum ia lakukan ? Dijawab oleh beliau : “Wajib baginya untuk mengqodho shalat yang tertinggal kapan saja ia mengingatnya, baik malam maupun siang. Tetapi apabila (timbulnya ingatan) masuk pada waktu shalat berikutnya, dan belum menyelesaikan (melakukan) shalat yang tertinggalkan olehnya, maka lakukan shalat qodho asalkan tidak takut akan habisnya pemilik waktu, karena pemilik waktu lebih berhak untuk dilaksanakan terlebih dahulu daripada shalat qodho. Seusai melakukan (shalat) pemilik waktu, lakukanlah shalat yang tertinggal, dilarang melakukan shalat nafilah walaupun satu rakaat, sebelum tanggungan kewajibannya diselesaikan secara keseluruhan. [Al-Wasail, juz 4, hal. 248.] Kewajiban qodho ditetapkan dan dipikulkan pada pundak mereka yang memiliki kewajiban ada’, dan kewajiban qodho jatuh dengan jatuhnya kewajiban ada’. Kurang warasnya akal, anak-anak (mereka yang belum menanggung kewajiban), kekufuran, hilangnya kesadaran diri yang tidak disengaja dan lain sebagainya, atau karena keluarnya darah haid, nifas (sehabis melahirkan), pada semua keadaan tersebut tidak wajib qodho (karena kewajiban ada’ terangkat dari mereka), sampai kewajiban ada’ terpikulkan kembali ke pundak mereka (dengan pulihnya keadaan). Tiga perkara yang menyebabkan hilangnya kewajiban qodho : 1. Melaksanakan kewajiban tepat pada waktunya. 2. Meninggalnya seseorang sebelum masuknya waktu sholat. 3. Kekufuran, kecuali bagi yang murtad kemudian bertaubat kembali. Ada dua kesimpulan setelah melakukan shalat qodho : *) Pertama, bagi mereka yang shalatnya (atau kewajiban-kewajiban lain) tertinggal karena lupa (atau karena alasan-alasan lain yang menafikan kewajiban ada’) tidak dianggap berdosa setelah mereka mengqodho’ kewajiban-kewajiban tadi, karena saat mereka lupa kewajiban ditangguhkan sampai mereka ingat atau dengan hilangnya alasan-alasan tadi. Kedua, bagi mereka yang meninggalkan kewajiban-kewajiban tersebut secara sengaja, tetap mendapat dosa walaupun mereka telah ganti dengan mengqodhonya, karena mereka meninggalkan kewajiban-kewajiban yang menjadi tanggung jawab mereka. *) Harus tertib saat mengqodho shalat yang tertinggal secara berurutan dan tidak terlewatkan sampai hari berikutnya. Contohnya : Jika yang tertinggal adalah shalat Subuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, kemudian ingat setelah masuknya waktu Isya, atau yang tertinggal hanya shalat Dhuhur dan Ashar, dan ingatnya setelah masuk waktu Maghrib, atau yang tertinggal adalah shalat yang jenisnya sama (tiga kali shalat Subuh saja misalnya) di hari yang berbeda-beda, maka shalat Subuh walaupun qodho lebih didahulukan dari pada shalat Dhuhur yang ada’, karena keberadaan shalat Subuh lebih dahulu dari pada shalat Dhuhur, walaupun harinya telah lewat Marilah kita diskusikan masalah sholat qodho ini ! karena ini sangat penting, jangan sampai kita beramal tanpa didasari ilmu yang benar.

Mujahadah: The Struggle of Life

     Tingkatan (Maqam) yang ke-5 dalam konsep tasawuf adalah Mujahadah yaitu bersungguh-sungguh. Secara istilah mujahadah dapat diartikan sebagai satu bentuk kesungguhan untuk menjalankan perintah Allah dengan memenuhi segala kewajiban dan menjauhi atas larangan-Nya; secara lahir dan bathin dengan wujud nyata berupaya  melawan (menundukkan) hawa nafsu.[1] Dalam sebuah hadisnya, Rasul SAW bersabda:

مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِيْ طَاعَةِ اللهِ

“Seorang Mujahid (orang yang berjihad) ialah dia yang melawan hawa nafsunya karena Allah SWT”[2]Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin mengatakan bahwasanya di antara tanda kecintaan seorang hamba kepada Allah yaitu dia mengutamakan perkara yang di sukai-Nya daripada mengutamakan kehendak nafsu pribadinya. Sejalan dengan ungkapan indah Abdullah Ibnu Mubarak:”Jika cintamu benar, kamu akan menaati-Nya, karena seseorang yang mencintai sesuatu sanggup menaati sesuatu”. Orang-orang yang sanggup melawan hawa nafsu adalah mereka yang beriman kepada Allah dan hari akhir, inilah kekuatan yang ada dalam diri umat Islam. Kepercayaan ini menjadikan mereka sebagai golongan yang sanggup untuk menghindari kenikmatan sesaat demi mendapatkan kebahagian jangka panjang yang kekal nan abadi yaitu kebahagian akhirat. Denis Waitley dalam Empires of  The Mind berkata: “Saya berpendapat, salah satu faktor utama yang menyebabkan Amerika bermasalah pada hari ini adalah, karena rakyatnya begitu asyik dan gairah dengan kesenangan jangka pendek dan melupakan jangka panjang”.
Isyarah ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Ankabut ayat 69:

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ

“Dan Orang-orang yang berjihad di jalan Kami, pasti akan kami tunjukkan kepadanya jalan-jalan Kami, Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”.
Berkaitan dengan ayat diatas, Imam Ad-Darani berkata:”Mereka yang bermujahadah berdasarkan ilmu yang diketahui, maka akan di tunjukkan oleh Allah tentang perkara yang belum diketahui”. Fudhail al-Iyadh mengatakan: “Orang-orang yang bermujahadah untuk mencari ilmu, Allah akan tunjukkan kepadanya jalan untuk beramal”. Junaid al-Baghdadi berkata: “Mereka yang bermujahadah dengan bertaubat, maka Allah akan menunjukkan kepadanya jalan keikhlasan”, dan sahabat rasul SAW Abdullah Ibnu Abbas RA pernah mengatakan:”Orang-orang yang bermujahadah untuk melakukan ketaatan, Allah akan tunjukkan kepada mereka jalan pahala dan keagungan rahmat-Nya”.
Para ulama tasawuf sangat menekankan arti pentingnya mujahadah untuk mencapai martabat tertinggi dalam rangka menggapai derajat mulia di sisi-Nya, salah satunya dengan mujahadah (kesungguhan). Tanpa mujahadah seseorang tidak akan pernah tercapai apapun yang ia lalui dalam kehidupannya. Mujahadah di lakukan semata-mata untuk taqarrub (mendekatkan) dirinya kepada Allah SWT, bukan untuk mencapai kasyaf,karamah atau untuk mencapai berbagai maqamat (tingkatan) demi kepentingan individu ataupun yang bersifat duniawi, melainkan semata-mata hanya untuk mengharap ridha Allah SWT, sehingga dapat tercapai hakikat tauhid uluhiyyah dan tauhid rububiyah yang sebenarnya. Oleh sebab itu, dalam amalan tasawuf sering dilahirkan berbagai ungkapan, baik dalam bentuk doa ataupun munajat, seperti:

ِإلَهِيْ أَنْتَ مَقْصُوْدِيْ وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِيْ , أَعْطِنِيْ مَحَبَّتَكَ وَ مَعْرِفَتَكَ

“Ya Allah, Wahai Tuhanku! Engkau adalah yang kutuju, dan hanya keredhaan-Mu lah yang sentiasa kucari, anugerahkanlah padaku rasa untuk selalu mencintai-Mu dan selalu mengingat dalam setiap denyut nadiku”.
Imam al-Ghazali mengatakan, dalam setiap maqam (Tingkatan) terdiri dari tiga perkara untuk bisa dikatakan mencapai kesempurnaan,  yaitu: ilmu, amal dan hal (nur). Ilmu dicapai melalui pembelajaran dan pengkajian, setelah diperoleh wajib untuk di amalkan, kemudian pengamalan yang jujur, sungguh-sungguh serta istiqomah akan membuahkanhal (nur=cahaya) bagi dirinya dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Inilah makna yang tersirat dalam pemahaman ayat diatas.
Manusia mempunyai lima unsur terpenting dalam dirinya, yaitu:
1. Ruh
2. Qalbu (Hati)
3. Hawa Nafsu (Syahwat)
4. Jasad
5. Anggota Badan
Peranan kelima unsur tersebut diatas, bisa kita umpamakan sebuah kerajaan dimana Ruhsebagai SultanQalbu adalah SinggasananyaHawa Nafsu musuh dalam selimut (musuh dalaman)Jasad kita artikan sebagai wilayah kekuasaan dan anggota badan adalahrakyatnya.
Di antara kelima unsur ini selalu wujud persaingan antara Ruh=Sultan, yang ingin memerintah dengan adil dan bijaksana, dan Nafsu=musuh yang datang umpama “duri dalam daging” yang berusaha untuk menzalimi rakyat, serta memiliki hasrat untuk menghancurkan wilayah kekuasaan dan pemerintahan sultan/jasad. Oleh karena itu, sultan di mohon untuk selalu waspada terhadap rancangan serta selalu memantau segala tindakan musuh yang akan menzalimi rakyat, ataupun bertindak anarkis untuk menghancurkan wilayah kekuasaan dan merebut tahta sang sultan.
Dari sini kita tahu bahwa semua aktivitas ruh terhadap hawa nafsu ini kemudian di namakan mujahadah, dengan kata lain ruh harus selalu bermujahadah ke atas hawa nafsu supaya nafsu tidak mengganggu atau dapat mempengaruhi anggota badan dengan perbuatan-perbuatan yang di larang oleh syari’at. Selain itu, karena supaya Qalbu tidak di usik dengan sifat-sifat tercela. Pada waktu yang sama, ruh akan berusaha meningkatkan kualitasnya sendiri agar ia selalu dihiasi dengan sifat-sifat yang mulia yang akan terpancar dan kembali memberikan pengaruh kepada Qalbu, Jasad dan anggota badan.
Imam Ibnu al-Qayyim dalam hal ini pernah berkata: “Allah menggantungkan hidayah dengan melakukan jihad. Maka orang yang paling sempurna hidayah-Nya adalah dia yang paling besar perilaku jihadnya. Jihad yang paling utama adalah jihad melawan nafsu, keinginan buruk (syahwat), bujukan syaitan, dan melawan rayuan duniawi.
Siapa yang bersungguh-sungguh dalam jihad melawan keempat hal tersebut, maka Allah akan menunjukkan padanya jalan ridha-Nya, yang akan mengantarkannya ke pintu surga-Nya. Sebaliknya, siapa yang meninggalkan jihad, maka ia akan sepi dari hidayah-Nya”. Sebagaimana dalam Al-Quran di sebutkan:

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْ وَى

Artinya:
“ Dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya Syurgalah tempat tinggal(nya)”.
Mujahadah diri (mujahadah al-nafs) adalah perjuangan sungguh-sungguh atau jihad melawan egoisme (nafsu pribadi). Mengapa jihad atau perang melawan hawa nafsu sendiri menjadi sesuatu yang penting? Seandainya kita telusuri dari sudut pandang normatifnya, jelas karena agama sangat menganjurkan perilaku atau amaliah dalamkehidupan ini. Maka wajar, sampai Rasul SAW menyebutnya perang melawan hawa nafsu merupakan jihad akbar, yang nilainya lebih utama dibanding jihad memerangi orang-orang kafir; yang sering disebut oleh beliau sebagai jihad kecil(al-jihad al-asghar).Sebagaimana dalam Kitab Riayah Akhir karangan Syeikh Ahmad Rifa’I dalam halaman terakhir dari Korasan 19 dikatakan:

قَالَ النَّبِيُّ : رَجَعْنَا مِنَ الْجِهَادِ الأصْغَرِ إِلىَ جِهَادِ الأَكْبَرِ ,

قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا الْجِهَادُ اْلأَكْبَرِ؟ قاَلَ اَلْجِهَادُ فِى النَّفْسِ

“Nabi SAW bersabda: Telah kembalilah kita dari sebuah perlawanan yang kecil (perang Badar dengan orang Kaum Kafir Quraisy waktu itu), menuju peperangan yang agung, bertanyalah para sahabat: Ya Rasulallah, apa yang engkau maksudkan peperangan yang besar, rasul menjawab: Perang melawan hawa nafsu”.
Jika kita telaah secara hakiki, hawa nafsu merupakan poros kejahatan (ma’wa kulli syarrin). Karena nafsu memiliki kecenderungan untuk mencari kesenangan, masa bodoh terhadap hak-hak yang seharusnya wajib ditunaikan, serta mengabaikan terhadap kewajiban-kewajibannya. Siapa pun yang gemar menuruti apa saja yang diinginkan oleh hawa nafsu, maka sesungguhnya ia telah tertawan dan diperbudak oleh nafsunya, karena nafsu itu digemari, disenangi, dicintai, dan itu semua di sebabkan karena semua perbuatan yang mengarah kepada nafsu pasti menyenangkan. Maka sangat beruntung bagi sesiapa yang bisa mematahkan (mengalahkan) hawa nafsunya, dan tetap menjadikan akal fikiran bersihnya sebagai pemimpin dalam setiap aktivitas kehidupannya, sebagaimana yang di ungkapkan oleh Ulama:

طُوْبَى لِمَنْ كَانَ عَقْلُهُ أَمِيْرًا وَهَوَاءُهُ يَكُوْنُ أَسِيْرًا[3]

Artinya:
“ Beruntung sekali kepada siapapun yang bisa menjadikan akal fikirannya sebagai Sultan (mampu memerintah), sehingga hawa nafsunya bisa dikalahkan”.
Mujahadah (Kesungguhan) dapat kita awali dengan cara memusuhi nafsu diri kita, mengangkat tabuh genderang peperangan terhadapnya. Banyak jalan menuju mujahadah, termasuk salah satu contohnya adalah dengan cara merenungi akibat/effect dari kebaikan (natijah al-hasanat) dan akibat/effect kejahatan (natijah al-sayyiat). Allah SWT berfirman:

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا

“Jika kamu berbuat baik, maka kamu berbuat baik kepada dirimu sendiri. Jika kamu berlaku jahat, maka kamu berbuat jahat pada dirimu sendiri.”
Oleh sebagian ulama ayat ini ditafsirkan bahwa: “Sesungguhnya amal kebaikan melahirkan cahaya dalam kalbu, kesehatan pada badan, kecerahan pada wajah, keluasan pada rezeki, serta kecintaan dari segala makhluk. Adapun kejahatan; sebaliknya, menciptakan kegelapan dalam hati, kesakitan badan, kesuraman wajah, kesempitan rezeki, serta kebencian dari hati segala makhluk.”
Para pelaku tindak kriminal di sekitar kita, seperti para koruptor, pemakai narkoba(dadah), pembunuh, mereka adalah orang-orang yang gagal dalam melakukan mujahadah. Sebaliknya, mereka sentiasa asyik menuruti segala keinginan dan syahwatnya, sehingga tertawan dan diperbudak olehnya. Mereka tidak pernah menyadari tentang buah kejahatan yang akan datang menjelang; cepat atau lambat. Yang mereka pikirkan adalah bayangan semu tentang kenikmatan sesaat nan instan.
Kesan-Kesan Tasawuf
Realitas tertinggi dan amalan yang paling utama di sisi Allah SWT pada hari kiamat adalah orang-orang yang dalam hidupnya selalu memperbanyak zikir kepada-Nya, baik di saat dia berdiri, duduk, berbaring dan dalam berbagai posisi apapun, sejalan dengan Isyarah al-Quran surah Ali Imran ayat 190-191, Allah SWT berfirman:

إِنَّ فِىْ خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَأَيتٍ لِأُولِى اْلألَبْاَبِ

اَلَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ قِيَامًا وَّفُعُوْدًا وَّعَلَى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِىْ خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هذَا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya:
”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka”.
Orang-orang yang masuk kategori dalam ayat di atas, mereka akan mendapatkan kesan dalam rangka mencapai satu jalan untuk menuju ridha-Nya. Oleh karena itu, ada beberapa manfaat yang bisa di rasakan sebagai upaya sebagai hamba Allah yang sesuai dalam konsep mujahadah[4], diantaranya:
  1. Memperteguh keimanan dan membina jati diri muslim
  2. Menimbulkan kesadaran jiwa
  3. Membina kepribadian dan akhlak mulia
  4. Membentuk hamba yang bertanggung jawab
  5. Mewujudkan persaudaraan, menjaga persatuan dan kesatuan serta menebarkan sifat rahmat bagi sesama manusia.
Ibnu Dahlan el-Madary
PG.Bilal 3.34 UIAM, 15102010:1.00 am
Shollallahu ‘Alaa Muhammad Wa Aalihi

[1] Syeikh Ahmad Rifai, Riayah Akhir, bab ilmu tasawuf, Korasan: 19, halaman 17 baris 9.
[2] Shahih Bukhari, bab Jihad, Juz 20 halaman 154, Hadis ini termasuk dalam peringkat hadis yang Hasan.
[3] Syeh Ahmad Rifai, opcit. Korasan 19 halaman 19 baris 7
[4] Dr. Abdul Manam Bin Mohammad al-Merbawi, Konsep Tasawuf menurut Ahli Sufi.

apakah takdir bisa dirubah dengan do'a ?

Kita sering menyatakan atas suatu kejadian: “Ah- itu semuanya adalah Takdir, ketentuan Allah yang tidak bisa dirubah”. Betulkah semua bentuk takdir tak dapat dirubah? Dalam syarah kitab hadist Arbain Nawawi diterangkan bahwa takdir Allah swt itu ada empat macam yang dibagi kedalam dua kelompok besar, yakni TAKDIR MUBROM dan TAKDIR MU’ALLAQ, sebagaimana penjelasan dibawah ini: I. TAKDIR MUBROM (TETAP) 1.Takdir Dalam Ilmu Alloh. Takdir yang ada di ilmu Allah. Takdir ini tidak mungkin dapat berubah, sebagaimana Nabi Muhammad saw bersabda: لاَيَهْلِكُ اللهُ إلاَّ هَالِكًا “Tiada Allah mencelakakan kecuali orang celaka, (yaitu orang yang telah ditetapkan dalam ilmu Allah Taala bahwa dia adalah orang celaka.)” 2.Takdir Dalam Kandungan. Takdir dalam kandungan, yaitu malaikat diperintahkan untuk mencatat rizki, umur, pekerjaan, kecelakaan, dan kebahagiaan dari bayi yang ada dalam kandungan tersebut. Maka takdir ini termasuk takdir yang tak dapat dirubah sesuai kelanjutan dari hadist tersebut. Takdir ini sebetulnya termasuk takdir dari Ilmu Alloh seperti no I/1 diatas yang telah digariskan dalam tubuh sang jabang bayi. (Dalam ilmu pengetahuan Genetika modern mungkin dapat digambarkan pada unsur DNA?) II.TAKDIR MU’ALLAQ (TAKDIR YANG TERGANTUNG) 1. Takdir Dalam Lauh Mahfudh. Takdir yang ada dalam Lauhul Mahfudh. Takdir ini mungkin dapat berubah, sebagaimana firman Allah dalam surat ar-Ra’du ayat 39 yang berbunyi: يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang dikehendaki, dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab (Lauhul Mahfudz).” Dan telah diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa beliau mengucapkan dalam do’anya yaitu “Ya Allah jika engkau telah menetapkan aku sebagai orang yang celaka maka hapuslah kecelakaanku, dan tulislah aku sebagai orang yang bahagia”. 2.Takdir Yang Diikuti Sebab Akibat Takdir yang berupa penggiringan hal-hal yang telah ditetapkan kepada waktu-waktu DAN HAL- HAL yang telah ditentukan. Gambarannya: “Seandainya hambaku berdo’a atau bersilaturrahmi dan berbakti kepada kedua orang tua, maka Aku jadikan dia begini, jika dia tak berdo’a dan tidak bersilaturrahmi serta durhaka kepada kedua orang tua, maka ia Aku jadikan seperti ini..” Takdir ini juga dapat diubah sebagaimana hadits yang menyatakan: “Sesungguhnya sedekah dan silaturrahim dapat menolak kematian yang jelek dan mengubah menjadi bahagia.” Dalam salah satu hadits lain Nabi Muhammad saw pernah bersabda; إنَّ الدُّعَاءَ وَالبَلاَءَ بَيْنَ السَّمَاءِ والاَرْضِ يَقْتَتِلاَنِ وَيَدْفَعُ الدُّعَاءُ البَلاَءَ قَبْلَ أنْ يَنْزِلَ “Sesungguhnya doa dan bencana itu diantara langit dan bumi, keduanya berperang; dan doa dapat menolak bencana, sebelum bencana tersebut turun.” Khalifah Umar bin khattab, suatu ketika, pernah mau berkunjung ke Syam ( Yordania, Palestina, Suriah dan sekitarnya). pada saat itu di Syam sedang berjangkit penyakit menular, lalu Umar membatalkan rencananya tersebut. pembatalan tersebut didengar oleh seorang sahabatnya yang kemudian berkata : “Apakah anda mau lari dari takdir Allah ?”. Umar pun menjawab: “Aku lari dari takdir Allah ke takdir Allah yang lain yang lebih baik”. Hal senada itu juga dialami oleh Ali bin Abi Thalib, ketika beliau sedang duduk menyandar pada sebuah tembok yang ternyata rapuh, lalu beliau pindah ke tempat yang lain, sahabatnya bertanya : “Apakah anda mau lari dari takdir Allah?”. Ali menjawab bahwa rubuhnya tembok, berjangkitnya penyakit dan sebagainya adalah hokum dan Sunnatulloh. Maka apabila seseorang tidak menghindarinya maka ia akan mendapatkan bahayanya itu. ITULAH YANG DINAMAKAN TAKDIR. dan apabila ia berusaha menghindar dan luput dari bahayanya, itu juga disebut dengan TAKDIR. BUKANKAH TUHAN TELAH MENGANUGRAH KAN MANUSIA, kemampuan memilah dan memilih, dan kemampuan berusaha dan berikhtiyar. Kemampuan itu juga takdir yang telah ditetapkan-Nya. Bahkan Rasululloh sebagai tauladan tertinggi, saat Hijroh dan dikejar musuh, beliau bersembunyi di gua Tsaur sebagai bentuk Ikhtiyar, bukan karena takut atau lari dari Takdir, dan Allah telah mentakdirkan seekor burung dan seekor laba- laba bersarang disana, dan Alloh pun telah mentaqdirkan beliau akan selamat sampai di Madinah dan telah menraqdirkan pula Islam sebagai agama dunia. Syekh K.H. A.Rifa’i menulis dan menuqil dari Tuhfatul Murid Syarah Jauhar – At Tauhid dalam Kitab Ri’ayatul Himmah, demikian: ﻮﻋﻨﺪﻨﺎ ﻟﻟﻌﺑﺪ ﻜﺴﺐ ﻜﻟﻔﺎ # ﺑﻪ ﻮﻟﻜﻦ ﻻ ﻴﺆﺛﺭ ﻔﺎﻋﺭﻔﺎ “Dan bagi kita kaum Ahlussunnah, kita diwajibkan ber- usaha dan ber- ikhtiyar seraya kita harus berkeyakinan bahwa kita TIDAK BOLEH MEMASTIKAN BERHASILNYA USAHA DAN IKJTIYAR yang kita lakukan itu”. Oleh karena itu marilah kita banyak berdo’a, bersodaqoh,bersilaturrahmi, birrul Walidain serta mengamalkan kebaikan- kebaikan lainnya serta berusaha dan berikhtiyar tanpa henti, mudah- mudahan ada bagian takdir buruk kita yang bisa dihapuskan dan digantikan Allah tersebab amaliyah- maliyah dan segala ikhtiyar kita tersebut serta menggantinya dengan kebaikan- kebaikan dan keberhasilan. Amin. Karawang, 19- Maret- 2012 Ibn Khasbullah